Dunia Maya dan Mas Ery

14:50 Unknown 5 Comments

foto sudah melewati proses edit ribuan kali



 
S
aya enggak pernah bayangin sebelumnya, dari dunia maya segalanya bisa buat kita jadi lebih dekat dan jauh pada saat yang bersamaan. Dekat dengan yang sebelumnya jauh, jauh dengan hal yang sudah lama dekat.

Apapun itu, secara sadar atau enggak. Kadang nguntungin, kadang ngerugiin. Hidup emang berpasangan.
 
Satu tahun yang lalu secara enggak sengaja, saya berkenalan dengan seseorang yang emang aktif di dunia maya. Karena, pekerjaannnya emang di situ. Namanya; Ery. Sebagai anak yang menghormati orang yang lebih tua dan menjaga agar “terkesan” memiliki sopan santun, saya beri tambahan “mas” untuk memanggilnya.

Ery Mas. HEHE.

Ceritanya dimulai dari pertama saya belajar nge-blog yang kemudian teman saya menyarankan untuk berkenalan dengan Mas Ery ini. Ternyata, si Mas satu ini sudah kapalan soal nge-blog, youtube, social media atau apapun yang berhubungan dengan dollar. Dollar, mba-mas! 14 ribu sekarang! Ibu-ibu kompleks aja gak bisa nawar turun.

Awalnya saya ragu, karena baru kenalan aja Mas Ery ini sudah nyambut saya bak tamu besar dari Amerika yang nyasar karena ikut aliran-aliran aneh. Saya tanya sedikit tentang nge-blog, dijawab dengan baik-baik, jelas, dan lebih panjang dari pertanyaannya. Jelas aja, saya jadi suudzon dan mawas diri. Radar negatif sekitar menyala. Jangan-jangan kebaikan Mas Ery ini bentuk penyamaran dari tim pencari orang yang cocok untuk bom bunuh diri. Tapi, sayangnya bukan. Yah, padahal kalo iya, saya mau lho, Mas. Soal nge-bom mah saya sudah kapalan, Mas. Nge-bom like di fb. HEHE.

Dan yang keren dari si Mas Ery ini adalah dia gak minta dan gak mau dikasih bayaran apapun. Baik berupa uang maupun seperangkat alat sholat; mukena, jilbab dan sebagainya. Cocok! Saya juga gak mau ngasih. Eh. Dasar pelit amat saya ini. Huft.

Tapi, ilmu internet marketing yang dia kasih gak kira-kira, gak dibatas-batasi. Ugal-ugalan nih orang. Dia berdarah-darah buat dapetin ilmu itu, tapi ditaburin kayak anak bayi dikasih botol bedak. Cuma satu yang dia mau; saya bisa berhasil.

Baik bener, kan? Gak pake pamrih. Yang sekarang ngaku “Tulus” aja kalo nyanyi “sepasang sepatu” masih minta bayaran. Emaap. Atau saya aja yang bikinin teh buat emak sendiri kadang masih pake cembetut. Tapi, Mas Ery ini sudah bisa dan mau ngeladenin orang yang bukan siapa-siapanya dengan segala kemampuannya. Salut! Teladan.

Dari situlah kami jadi akrab. Jauh kami jadi dekat. Tapi, ada satu hal yang mesti ngelus dada kalo ngadepin Mas Ery yang beruntung bisa sudah menikah ini (kalo ngeliat dari foto yang diupload di fb; seperti Nicta Gyna dan Tukul Arwana). Masalahnya bermula dari Mas Ery yang suka nyinyirin jomlo; saya. Kalo ada waktu dan kesempatan. Sialnya, ada terus. Dia bilang saya gak laku lah, homo lah, bukan lelaki sejati. Gila kan?! Kok dia bisa tahu rahasia itu. Haha. Enggaklah. Saya laku, tapi belum. *kemudian hening lama*

Dan, untuk menghentikan prilaku Mas Ery yang gak menyenangkan itu, yang bisa membuatnya kena pasal dan dipidana seperti mbah-mbah yang nyuri ranting pohon tempo lalu, di kesempatan kali ini saya mau klarifikasi bahwa;

Ingat! Sebagai jomlo, saya ini gonta-ganti pasangan setiap harinya; baik, buruk, bahagia, sedih, keramaian hati, kesepian dan lain-lain. Apapun pasangannya sekarang, saya mesti belajar nerima itu dulu dengan lapang dada sebelum mendapat pasangan yang lain (baca; perempuan). Tapi, kalo ada mba-mba yang mau nemenin saya untuk proses menerima itu; ya… why not? Heleh.

Jadi, cukup jelas, ya, Mas Ery. Saya ini jomlo tapi playboy. Gak sembarang. Jadi, jangan sembarang. Haha.

Nyinyiran Mas Ery itu saya anggap cuma kelakar doang untuk nyiptain canda dan tawa. Biar lebih akrab. Selebihnya, saya mau berterima kasih kepada Mas Ery selama setahun ini yang sudah membantu saya. Semoga aja saya ketularan untuk selalu belajar memberi tanpa pamrih. Karena pamrih apa yang sudah saya kasih untuk-NYA yang bisa membuat saya memberi? Nihil.

Mas Ery dari tadi udah dipuji tuh. Ya… tahu dirilah harus bayar berapa (ternyata saya masih minta pamrih) Haha.

Sekian sharing dari saya, thanks maksimal sudah mau mampir dan baca, ya, mba-mas. Kamu juga boleh dong sharing mengenai dunia maya; apa yang buat kamu dekat dengan hal yang sebelumnya jauh atau buat kamu jauh dengan hal yang sudah lama dekat? Tulis di kolom kometar, ya, mba-mas.

Jangan kayak kemarin-kemarin, nulisnya malah di kolom TTS dan kolom susu. Huft.

5 komentar:

Terimakasih udah ngeluangin waktunya buat baca ini. Sebelum pergi, baiknya tinggalkan jejak. Jejak untuk dikenang. Dikenang keindahannya. Jadilah tak terlupakan. Silakan coret kalimat di kolom komentar. :)