Cara Menghapal Sejarah Hidup Seseorang Dalam Waktu Kurang Dari Sehari

14:41 Unknown 4 Comments

unsplash.com


Kelak, yang saya tulis di bawah ini akan membuat makhluk berakal yang hidup empat puluh sampai lima puluh tahun mendatang menemukan ilmu yang semakin memajukan teknologi dan peradaban manusia di Indonesia.

Peradaban gundulmu!

Saya bohong, kok. Ehehe.

Akhir-akhir ini, saya mencoba untuk lebih sering mendengarkan daripada mengecap berbicara. Dari sana, saya menarik dan menggulung beberapa kesimpulan bahwa; pertama, masa hidup manusia tidak lebih dari sehari. Kedua, tidak ada yang menarik, kecuali diri sendiri.

Kesimpulan saya tentu bisa saja salah. Tapi.

Kemarin siang—saat saya dalam perjalanan pulang ke rumah dengan kereta api, saya bertemu teman MTs saya yang sudah lama sekali tidak bertemu. Kurang lebih 31.104.000 detik. Berapa tahun tuh?

Yap. Kamu benar.  1.866.240.000 sekon.

Sebelum berada di dalam kereta, saya sering membayangkan bahwa di dalam nanti saya akan duduk berdekatan dengan perempuan yang punya senyum seperti bayi atau bapak-bapak yang punya cerita lucu atau minimal jangan ketemu mas-mas yang suka bilang; ‘biarkan uang yang bekerja untuk Anda’. Jangan...saya sudah lelah dengan kapal pesiar, ‘kaki-kaki’ atau downline yang dikoar-koarkan itu. Dan terima kasih, saya bertemu dengan Fajar, teman MTs yang jika kita menebak berapa umurnya, pasti kelebihan 5 sampai 8 tahun. Wajahnya sekarang penuh jambang ala Ridho Roma Kelapa. Alhasil, kami mendadak reuni di dalam kereta.

Yang tidak saya lupakan dari sosok Fajar ini adalah dia menyukai Michael Jackson. Di kelas—waktu itu, ia sering menirukan gerakan penyanyi pop yang telah meninggal dunia tersebut. Dan itu bagi saya pribadi adalah hal yang ‘aneh’ sekali. Maksud saya, Fajar menyukai Michael Jackson tepat ketika penyanyi tersebut meninggal dunia. Tapi, ya, tidak apa-apa. Saya baru ingat, kita saja pernah lebih mencintai seseorang, tepat ketika seseorang itu telah pergi.

Kami membicarakan banyak hal. Tentang perkebunan di Indonesia (itu bidangnya), dunia jurnalistik dan tentang wisudanya yang beberapa hari lagi. Dan kamu tahu, dari pembicaraan tersebut, hampir seluruh yang saya bicarakan dengannya adalah tentangnya, bukan saya. Biasanya memang seperti itu yang kamu dapat dari mendengar. Mari kita tinggalkan Fajar sebentar. Di depan tempat kami duduk ada satu ibu-ibu muda yang gelisah entah karena apa.

“Kenapa, Bu?” Saya tanya.

“Ini kenapa? Barusan jatuh. Jadi gini.” Dia balik tanya sambil menunjukkan layar handphone-nya yang menghitam.

Karena satu pertanyaan itu, saya bisa menghapal sejarah hidupnya dan keluarganya tidak lebih dari tiga jam. Saya hampir tahu masa hidupnya. Di mana dia sekolah dan pindah sekolah, kenakalan waktu dia sekolah, prestasi, pekerjaan-pekerjaan yang pernah dia kerjakan, bagaimana dia menikah, beberapa kebiasaan suaminya, perbedaan ia, anak-anaknya dan suaminya, nama anaknya, kenakalan anaknya, di mana sekolah anaknya dan banyak banyak lainnya.

Ya, karena satu pertanyaan itu, obrolan kami jadi memanjang. Saat saya mendengarkan, orang-orang lebih tertarik menceritakan hidupnya daripada mendengar cerita hidup orang lain. Cerita diri sendiri tampaknya selalu lebih menarik daripada orang lain. Meskipun, jika ada cerita orang lain yang memang lebih ‘megah’, berkesan dan berbekas, tetap saja rasanya lebih nikmat menceritakan kisahnya sendiri. Saat saya mendengarkan orang lain bercerita, saya merasa mereka seringkali lebih bersemangat dibanding saat mereka mendengar saya bercerita.

Sebelum saya menyesal kereta berhenti dan kami turun, saya bertanya; “ada keponakan atau saudara yang seumuran dengan saya, Tante?”

“Ada.” Dia senyum. Mengeluarkan hape lain dari dompet kecil. “Tapi, sudah punya pacar.”

Tiba-tiba saya ingin melupakan apa yang sudah dia ceritakan. Tidak menarik!

Jika kamu ingin tahu sejarah hidup seseorang, yang harus kamu lakukan hanyalah mendengarkan. Tapi, apakah hal itu menarik?


4 komentar:

Terimakasih udah ngeluangin waktunya buat baca ini. Sebelum pergi, baiknya tinggalkan jejak. Jejak untuk dikenang. Dikenang keindahannya. Jadilah tak terlupakan. Silakan coret kalimat di kolom komentar. :)