Cerpen Bahasa Indonesia; Seba(l)iknya?
foto by splash.imgix.net/
“Sebaiknya kita berpisah.”
“Baik? Perpisahan bukan hal baik, Fan.”
“Buat aku dan kamu itu adalah hal baik. Gak ada cara lain, Len…” Fani menyeka air mata yang sudah banjir di pipinya. Melepaskan genggaman tangan Falen. “Maafkan aku, Len. Selamat tinggal.”
“Aku tidak akan selamat, Fan.”
*
Falen menceritakan kejadian dua tahun yang lalu itu kepadaku. Ketika ia berpisah dengan pacarnya. Waktu itu ia belum kaya seperti sekarang, sehingga ia tak punya keyakinan untuk menikahinya. Fani dijodohkan ayahnya untuk menikah dengan orang lain.
Sekarang, saya yang berada di posisinya dua tahun yang lalu.
“Kejarlah dia. Jangan biarkan perpisahan itu terjadi. Itu sangat menyakitkan.”
“Sudah terlambat. Dia bilang ini yang terbaik.”
“Fani juga bilang begitu, dan kamu tahu, dia tidak jadi menikah. Dia bunuh diri.”
Mengikuti tantangan #KampusFiksi tema #FiksiLaguku 123 kata. Pas. Terinspirasi dari lagu Rhoma Irama - Begadang.
ending yang bagus.
ReplyDeleteThanks, Andra Busra. Makasih juga udah dibaca. :)
DeleteWaw ... di kalimat terakhir, aku hampir jantungan kawan!
ReplyDeleteMakasih Mas Fahrizal sudah ngeluangin waktu buat baca dan "hampir jantungan" saya anggap itu pujian. Thanks, Mas. Sering-sering mampir, Mas Fahri. 😁
Deleteada tantangan kok gak ngajak-ngajak siiih :3 :3
ReplyDeleteGak ngajak-ngajak? Ini tantangan lama, Ra. Waktu itu ngajak, tp kamu gak mau. Huft.
Deleteada tantangan kok gak ngajak-ngajak siiih :3 :3
ReplyDeleteendingnya langsung buat deg!! keren mas :))
ReplyDeleteEndingnya...... :")
ReplyDelete