Berziarah ke Makam Sendiri
Berziarah ke Makam Sendiri
Tanah pekuburan itu tak punya lagi bau basah
Bunga-bunga telah kering dijemur waktu
Rumput-rumput berdiri bebas di kaki dan kepala
Nama di patok makam; huruf-hurufnya berjatuhan dan terkubur dalam tanah
Tak ada yang bisa diperbuat
Rasa sesal adalah pekerjaan yang sama sekali tak berdampak untuk masa lalu
Hari ini, orang-orang sedang sibuk menziarahi makam orang lain
Aku menziarahi makamku sendiri
Yang tak terawat sejak empat puluh langkah orang-orang pergi
Aku tebas rumput-rumput yang menutupi kaki dan kepala
Di sana pikiran-pikiran tumbuh kacau dan tak punya batas
Jalan-jalan yang pernah dituju oleh kaki adalah
Jalan-jalan yang meninggalkan jauh rumah asal
Aku menyiram tanah makamku sendiri
Semoga debu-debu di kepala terbang ke langit
Nyala api yang membakar
Berganti wajah jadi nyala api yang memberi cahaya
Di beranda makamku
Kutaburkan bunga-bunga indah dari Tivoli
Dan menanam pohon kecil dengan do’a agar ia bisa menjulang tinggi
Agar pada suatu pagi, embun mau mencintai makamku
Daun dan Bunga pohon mau menjatuhkan hatinya kepada makamku
Dan makamku tak lagi kesepian, tak lagi menuntut apa-apa
Dan makamku punya Kekasih
Kekasih yang tak punya kepala seperti isi kepala manusia
Kekasih yang tak pernah mungkin lupa
Aku menggali tanah
Mencari huruf-huruf yang hilang dan menyusunnya kembali jadi namaku
Hujan tiba-tiba mencium ke makamku
Ternyata ada yang masih suci di dunia ini
0 komentar:
Terimakasih udah ngeluangin waktunya buat baca ini. Sebelum pergi, baiknya tinggalkan jejak. Jejak untuk dikenang. Dikenang keindahannya. Jadilah tak terlupakan. Silakan coret kalimat di kolom komentar. :)