Pedoman EYD Dalam Dialog
Pedoman EYD Dalam Dialog
Saya seringkali menemukan cerpen-cerpen yang ceritanya baik sekaligus bisa menjadi tidak baik karena kesalahan sepele. EYD dalam dialognya. Berikut hal yang saya tahu yang biasa terjadi pada penulis pemula, termasuk saya.Setiap setelah dialog selalu masuk ke alinea baru.
"Dari mana saja kamu?" tanyanya (alinea baru)
Terkecuali jika dialog yang dipotong sedikit, lalu dilanjutkan, seperti:
"Ada yang ingin kuceritakan," kataku menahannya, "beriku waktu sebentar."
Setiap dialog diawali dengan huruf besar. Huruf menempel dengan tanda petik.
"Dari mana saja kamu?" bukan "dari mana saja kamu?" atau “ Dari mana saja kamu?”
Terkecuali jika kalimatnya dijeda, maka kalimat pada petik berikutnya dianggap sebagai kalimat lanjutan. Jadi harus menggunakan huruf kecil.
"Ada yang ingin kuceritakan," kataku menahannya, "beriku waktu sebentar."
Jika dialog dilanjutkan dengan narasi, akhiri dengan koma sebelum tanda petik.
"Ada yang ingin kuceritakan," kataku menahannya
Jika dialog tidak dilanjutkan dengan narasi, akhiri dengan titik sebelum tanda petik.
"Ada yang ingin kuceritakan."
Sekian. Kalo ada yang mau benahin dan nambahin, silakan komentar di bawah ini. Thanks udah mampir dan baca.
Sekarang saya sudah bisa mbedain antara akhir pake koma sama akhir pake titik. Makasih ya.
ReplyDeleteKembali kasih, mba Laura. Sering-sering mampir. Hehe.
DeleteWaktu itu pernah ditegur sama ayah karena cara nulisku salah. Ayahku juga seorang penulis dan juga jurnalis (dulunya).
ReplyDeleteIyatah, Mas? Keren tuh. Bisa belajar sama Ayahanda. Asik.
Delete