Puisi terbaru: Kamu dan Ketidakpekaanmu
Judul: Kamu dan Ketidakpekaanmu
Terkadang, aku berteriak dan marah-marah agar kamu mendengarkanku. Tapi kamu malah menutup telingamu. Terkadang, aku mendiamkanmu agar suara-suaraku sebelumnya kamu dengar dan kamu pahami. Tapi ganti suara-suaramu yang tak bisa berhenti. Sampai pada akhirnya aku ingin pergi, sampai pada akhirnya kamu ingin aku tetap menetap. Baru kamu menyadari.
Tapi aku tidak akan bergantung lagi pada manusia.
Sebab, bergantung pada manusia seringkali digantungkan.
Aku tidak ingin berharap pada manusia.
Sebab, harapan itu doa. Dan doa seharusnya untuk Tuhan.
Maaf, aku sudah menyampah janji padamu. Maaf, aku tak pernah membaca apa yang kamu tulis. Maaf, aku tak menjadi kita untuk permasalahanmu.
Maaf, seharusnya kamu yang meminta maaf.
yaah,,,,,saling memaafkan yuk meski nggak nunggu lebaran :)
ReplyDeleteHaha. Oke. Maaf, ya. :)
Delete