Cerpen Bahasa Indonesia; Seba(l)iknya?

22:25 Unknown 9 Comments

foto by splash.imgix.net/



“Sebaiknya kita berpisah.”

“Baik? Perpisahan bukan hal baik, Fan.”

“Buat aku dan kamu itu adalah hal baik. Gak ada cara lain, Len…” Fani menyeka air mata yang sudah banjir di pipinya. Melepaskan genggaman tangan Falen. “Maafkan aku, Len. Selamat tinggal.”

“Aku tidak akan selamat, Fan.”

*

Falen menceritakan kejadian dua tahun yang lalu itu kepadaku. Ketika ia berpisah dengan pacarnya. Waktu itu ia belum kaya seperti sekarang, sehingga ia tak punya keyakinan untuk menikahinya. Fani dijodohkan ayahnya untuk menikah dengan orang lain.

Sekarang, saya yang berada di posisinya dua tahun yang lalu.

“Kejarlah dia. Jangan biarkan perpisahan itu terjadi. Itu sangat menyakitkan.”

“Sudah terlambat. Dia bilang ini yang terbaik.”

“Fani juga bilang begitu, dan kamu tahu, dia tidak jadi menikah. Dia bunuh diri.”


Mengikuti tantangan #KampusFiksi tema #FiksiLaguku 123 kata. Pas. Terinspirasi dari lagu Rhoma Irama - Begadang.

9 comments:

  1. Replies
    1. Thanks, Andra Busra. Makasih juga udah dibaca. :)

      Delete
  2. Waw ... di kalimat terakhir, aku hampir jantungan kawan!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Mas Fahrizal sudah ngeluangin waktu buat baca dan "hampir jantungan" saya anggap itu pujian. Thanks, Mas. Sering-sering mampir, Mas Fahri. 😁

      Delete
  3. ada tantangan kok gak ngajak-ngajak siiih :3 :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak ngajak-ngajak? Ini tantangan lama, Ra. Waktu itu ngajak, tp kamu gak mau. Huft.

      Delete
  4. ada tantangan kok gak ngajak-ngajak siiih :3 :3

    ReplyDelete
  5. endingnya langsung buat deg!! keren mas :))

    ReplyDelete

Terimakasih udah ngeluangin waktunya buat baca ini. Sebelum pergi, baiknya tinggalkan jejak. Jejak untuk dikenang. Dikenang keindahannya. Jadilah tak terlupakan. Silakan coret kalimat di kolom komentar. :)