Setoples Kue dan Biang Kesal

15:24 Unknown 0 Comments



Kekesalan emang selalu datang di waktu yang nggak pernah tepat. Kalo diteliti penyebab adanya kekesalan sebenernya karena hal-hal sepele. Tapi, karena datangnya ketika diri sendiri nggak siap menerima hal yang nggak diinginkan itu, yang diluar dirilah yang dituding salah. Padahal belum tentu.

Ngerti? Belibet bener kata-kata saya. HEHE.

Pernah suatu ketika saya di rumah sendirian dan kelaparan. Beruntung, saya mendapati ada setoples berisi kue-kue gemes yang cukup ngegoda. Kue-kue itu tersusun rapih di dalam toples. Sangking rapihnya sampe sulit diambil. Kue-kue itu padat di dalam toples. Erat dan nggak bisa lepas.

Berbagai macam cara saya kerahkan untuk mengeluarkan salah satu kue yang terjebak di toples ini. Khawatir kalau-kalau kue ini kehabisan napas di dalam. Mulai dari toples dibolak-balik, dipukul-pukul sampai dibanting, tetap aja; gak ada hasil.

Baru kali ini saya menemukan kue berkonspirasi. Watak kue satu ini berbeda dengan watak kue lainnya. Kue ini nggak rela dimakan.

Bukan tipe kue idaman banget!


Lapar saya memunculkan sedikit kesal. Karena kue setitik rusak kebahagian sebelanga. Padahal saya sudah lebih dulu penasaran; apa, ya, rasa kue ini saat perut lapar? Pasti lebih enak. Apalagi sembari digandeng dengan kopi hangat, duduk santai di bawah langit biru yang serasa berjarak selengan, dengan hamparan awan-awan jelas di depan. Seperti berada di puncak Merbabu.

Halah, Mas…ngayal!

Jadi, keputusan yang bisa saya ambil di situasi seperti ini adalah merusak toplesnya. Cuma itu satu-satunya cara. Ya, cuma itu! Ooo… tenang. Toples ini bukan tuperware yang lebih disayang emak daripada anaknya sendiri itu. Toples ini toples biasa, kok. Kayak perasaan kamu ke saya; biasa.

Saat menuju dapur untuk mengambil pisau, terdengar suara tetangga bertamu dari luar.

Entah ada apa di dalam tubuh kue itu, tetangga yang baru bertamu itu pun seketika ingin mencicipi. Bener-bener kue karismatik.

“Bikin sendiri atau beli ini?”

Belum sempat saya jawab, tangannya sudah masuk ke dalam toples. Dan seperti yang saya duga, kue itu gak bisa dikeluarkan. Satu pun. Berbagai macam cara dia kerahkan dan gagal. Lapar saya berubah tawa. Haha. Rasain!

“Belah aja pake pisau, Wak.” kata saya memberi saran.

“Lah. Jangan! Sayang toplesnya.”

Seketika dia berjalan ke dapur. Saya mengikutinya dari belakang, kalau-kalau terjadi apa-apa. Sama kue-nya. HEHE.

Belum lewat 1 menit, kue itu akhirnya menyerah lepas juga di tangan tetangga saya. Tapi, bukan dengan pisau yang saya sarankan melainkan dengan sendok penuh kelembutan.

Kejadian ini membuat saya merasa; mungkin pernah ada manusia yang saya perlakukan seperti kue ngeselin ini. Barangkali malah sudah saya lukai dengan “pisau” karena ego dan kekecewaan semata. Maapkeun, ya.

Nah, jadi inti dari postingan ini apa, mba? Saya ingin membagikan “tutorial melepas kue yang terjebak di dalam toples”. Terima kasih sudah mampir dan baca.

0 komentar:

Terimakasih udah ngeluangin waktunya buat baca ini. Sebelum pergi, baiknya tinggalkan jejak. Jejak untuk dikenang. Dikenang keindahannya. Jadilah tak terlupakan. Silakan coret kalimat di kolom komentar. :)