Teman Paling Setia

07:46 Unknown 5 Comments



Dewasa ini, Mbah-mbah nggak seperti anak-anak lagi.

Pembukaan macam apa itu. Maap. Abaikan!

Dalam hidup, ada sebuah titik di mana kita memiliki waktu dan keadaan sendiri. Nggak ada orang lain, temen-temen, kecuali diri sendiri. Itu yang saya alami pagi ini. Orang-orang sibuk dengan kehidupannya masing-masing, temen-temen sibuk dengan urusannya masing-masing, keluarga sedang nggak di rumah. Mau telpon atau chat temen takut ganggu, mau ngelamar perempuan biar rame tapi nggak tahu siapa itu. Kamu bacanya terharu nggak, Mbak?

Maka, nggak ada temen lain yang bisa nemenin saya pagi ini selain minuman hangat. Kali ini, saya pilih kopi. Segelas aja cukup. Ngomongin tentang temen, kopi punya ikatan yang cukup kuat bagi saya.

Seingat saya, entah malam apa rumah saya kedatangan tamu yang nggak lain; tetangga atau temen-temen kakak. Spontan saya bangun karena denger suara gitar yang dimainin salah satu temennya. Suaranya nggak besar memang, tapi telinga saya cukup peka kalo denger yang begituan.

Di satu ruangan, mereka asik ngobrol dengan makanan cemilan dan beberapa gelas kopi di atas meja. Karena nggak bisa tidur, saya ikut nimbrung masuk ke dalam obrolan. Dari obrolan itulah, pertama kali saya menyentuh dan berkenalan dengan kopi secara “serius”.

Kopi memang wataknya pahit. Tapi, di sisi lain dia selalu jadi bagian paling manis, antara lain di sela-sela obrolan akrab; mencecap kopi adalah jeda obrolan paling nikmat. Kopi juga berperan penting di waktu sibuk bekerja; dia bisa bikin melek dan bekerja lebih selo. Atau saat sendiri; kopi bisa mencegah kamu bunuh diri. Hahapaan ini.

Karakter kopi itu tulus. Dia mau nemenin kita dalam keadaan senang atau sebaliknya. Saat diri sendiri sedang baik atau sebaliknya. Saat sedang jaya atau bokek-bokeknya. Kopi emang temen yang nggak pilih-pilih kasta, fisik atau jenis kelamin kita. Semua sama dihadapan kopi. Beh…

Itu salah satu hal yang buat saya suka kopi. Walaupun di sudut lain ada yang pro dan kontra soal kopi, itu bukanlah masalah. Tiap orang memiliki definisi kopi beda-beda. Baik atau buruk. Dan, perbedaan ada bukan untuk didebatkan.

Tapi bagi saya sekarang, SEKARANG; terkadang kopi mampu menjadi temen paling setia lebih dari yang bisa manusia atau temen-temen lain lakukan. Kopi; temen paling setia selain diri sendiri. Kopi; temen yang lebih setia dari kamu.

Selamat ngopi…

Ngopi tugas-tugas kuliah. Eh, bukan ngopi yang itu, Mbak!

5 comments:

  1. Kopi bisa mencegah bunuh diri, hahaha baru sadar gue fungsi laten kopi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha. Ya itu. Tugas sampingan, sih.

      Kalo ada yg mau bunuh diri; coba bikinin kopi dulu. :))

      Delete
  2. "Kopi emang temen yang nggak pilih-pilih kasta, fisik atau jenis kelamin kita. Semua sama dihadapan kopi." salut buat kalimat ini, Mas. Saya juga suka kopi, kopi susu apalagi. eh, malah curhat.

    ReplyDelete

Terimakasih udah ngeluangin waktunya buat baca ini. Sebelum pergi, baiknya tinggalkan jejak. Jejak untuk dikenang. Dikenang keindahannya. Jadilah tak terlupakan. Silakan coret kalimat di kolom komentar. :)