Surat Cinta Untuk Ibu

09:43 Unknown 0 Comments

Surat cinta untuk ibu

Surat cinta untuk Ibu. Sesuatu yang mengharukan terjadi pada tetangga saya. Ibu muda yang bersusah payah bertahan dalam sembilan bulan mengandung, harus bisa menerima dan belajar ikhlas.

Setelah sehari melahirkan, anak laki-laki pertamanya meninggal. Diduga perawat yang masih PKL tidak tahu adanya kesalahan pada anak yang memiliki kekurangan pada pernapasan.

Dipostingan ini, saya mau bikin surat kecil untuk Ibu. Saya tahu sampai kapan pun saya gak akan bisa melampaui balasan kebaikan yang Ibu lakuin. Ibu selalu lebih unggul mencintai dan membahagiakan anaknya.

Oke.


Surat untuk Ibu


Ibu, tak terasa aku sudah beranjak dewasa. Dan tinggiku sudah melebihi Ibu. Tapi sampai kapan pun aku tetap rendah dari Ibu. Jadi, aku harus selalu menghormati Ibu.

Ibu tak harus lagi mengajariku baca tulis, membuatkan minum, mengejarku agar tidur siang, memaksaku untuk makan, mencarikan obat di tengah malam atau membelikan sesuatu yang aku ingin. Ibu tak harus lagi. Aku yang harus. Sekarang giliranku.

Apa yang Ibu inginkan?

Maaf, jika sampai saat ini aku tak selalu bisa memenuhi keinginan Ibu. Tapi aku ingin. Meski Ibu tak pernah meminta apa-apa. Selain mendengarkan nasihatnya.

Maaf Ibu, jika dalam nasihatmu tak kamu temukan di hidupku.

Tapi aku akan belajar mendengar nasihat Ibu. Mendengar untuk menjalankan.

Aku tahu yang membuat seorang Ibu bahagia adalah saat anaknya bahagia. Aku selalu bahagia Ibu. Aku bahagia memiliki Ibu.

Maaf, atas kemarahanku pada Ibu tanpa sebab. Maaf, aku melampiaskan permasalahanku kepada Ibu.

Ibu itu pelangi, pelangi yang tak perlu menunggu hujan berhenti. Ibu itu pelangi yang tak sedikit pun pudar karena dari. Ibu itu pelangi di kapan pun waktu dan hari. Ibu itu pelangi yang abadi. Keindahan yang abadi.

Maaf Ibu, atas janjiku yang belum terpenuhi.

Maaf Ibu, atas air mata Ibu yang jatuh sebab ketidakbaikanku.

Maaf Ibu, atas air mata Ibu yang tak segera kuhapus malah kutambah.

Maaf Ibu, aku sering meninggalkan Ibu, sendiri.

Maaf Ibu, atas amarah dan diam Ibu yang malah aku balas, padahal di keduanya adalah cara Ibu menyayangiku, mencintaiku, menyadarkanku.

Maaf Ibu, atas ketidakbaikanku yang mengecewakanmu. Berkali-kali. Tapi, Ibu masih mencintaiku. Aku akan belajar mencintai seperti Ibu, agar aku tak mengecewakan Ibu lagi, agar kekecewaanku tak pernah abadi seperti kekecewaan Ibu kepadaku.

Maaf Ibu, atas segala maaf untuk kesalahan yang selalu kuulangi.
Di berkurangnya umur Ibu dan kehidupan Ibu, aku ingin selalu ada di keduanya.

Izinkan aku menemani Ibuku selama itu Yaa Rabb. Berikan kebaikan, keberkahan, kedamaian, kebahagiaan dalam hidup kami Yaa Rabb. Aamiin.



09.20PM, Minggu, 26-10-14
Yang mencintai dan dicintai Ibu
Anak bungsumu



0 komentar:

Terimakasih udah ngeluangin waktunya buat baca ini. Sebelum pergi, baiknya tinggalkan jejak. Jejak untuk dikenang. Dikenang keindahannya. Jadilah tak terlupakan. Silakan coret kalimat di kolom komentar. :)