Puisi tentang sahabat sekolah

10:28 Unknown 0 Comments

Puisi tentang perpisahan sekolah

Puisi tentang perpisahan sekolah.

Judul : Tentang Kelas Dengan Segala Kenangan Di Dalamnya 

Seperti sampah di laci meja, seperti itulah kita mengingat pertemanan kita.

Seperti kata “terlambat”, seperti itulah kita mengingat pertemanan kita.

Seperti menulis cepat tugas di sekolah, seperti itulah kita mengingat pertemanan kita.

Seperti "gambar ayahmu" yang kamu gambar di kerah baju, di meja, di dinding sekolah, seperti itulah kita mengingat pertemanan kita.

Seperti teman yang kebingungan di depan papan tulis, seperti itulah kita mengingat pertemanan kita.

Dan, seperti panggilan hukuman sebab kejahilan bersama, seperti itulah kita mengaku dia bukan teman kita.

Kadang membeli itu tak perlu, sebab tip-x sudah bisa berjalan dari bangku ke bangku, sebab pena gampang di balik nama. Dan dengan keduanya, dapatlah buku.

Kadang meninggalkan buku sendirian adalah malapetaka, sebab akan ada perceraian antara isi dan muka. Biangnya, ulangan harian atau sekedar menulis biodata.

Kadang Guru bukanlah Guru. Tapi materi obrolan, hiburan, bahan ledekan, sampai sekedar pajangan. Sebab hiasan terlalu menawan.

Kadang murid bukanlah murid. Tapi alasan uang jajan, alasan uang bayaran untuk uang jajan, sampai alasan pacaran. Dan menikah adalah kecelakaan. Miris, kan?

Setelah tak bersama lagi, kita akan bilang “Tetep jaga komunikasi, ya.” Padahal pada kalimat itu adalah awal komunikasi kita perlahan-lahan mengurang sampai tak ada lagi komunikasi.

“Besok ada PR apa?”

“Tugas, udah selesai belum?”

“Izinin gue, ya.” “Sekolah, gak?”

“Berangkat (pulang) bareng, ya?”

“Toilet, yuk!”

“Kantin, yuk!”

“Temenin gue, yuk!”

“Ngelap kubah musholla, yuk!”

“Masang genteng, yuk!”

Berapa kali kamu ngucapin kata-kata itu?

Kapan terakhir kali kamu ngucapinnya?

Sekarang, masih pada kebiasaan nyeritain ulang film yang sama-sama pernah ditonton?

Pada akhirnya kita akan mengingat kembali, entah pertemanan macam apa ini.

Pada akhirnya kita tak akan bersama lagi, meski pertemuan macam apa yang dibuat agar hal itu bisa terjadi. Terima saja jika pertemanan kita tak lengkap seperti dulu lagi.

Pada akhirnya kita akan membuat pertemanan baru lagi. Hingga muncul rasa tak enak, meski sekedar menyapa di media sosial. Sebab, ada teman baru yang lebih dulu menyapa status medsos-mu

Dan terakhir, saya meminjam kata-kata dari Filsof dunia tentang rahasia pertemanan. Saya yakin semua orang yang membaca kata ini bakal tercengang.

Menurut Filsof dunia tersebut, rahasia pertemanan adalah

Ya, rahasia lah. Namanya juga rahasia. Bwek!


0 komentar:

Terimakasih udah ngeluangin waktunya buat baca ini. Sebelum pergi, baiknya tinggalkan jejak. Jejak untuk dikenang. Dikenang keindahannya. Jadilah tak terlupakan. Silakan coret kalimat di kolom komentar. :)